Dia menekankan bahwa Danantara juga telah menyusun porsi investasi berdasarkan prioritas, termasuk proyek strategis yang membutuhkan proses panjang. Namun, karena proyek-proyek tersebut memerlukan waktu, Danantara juga harus memastikan dana tetap produktif sembari menunggu pipeline investasi yang siap dieksekusi.
"Kita tidak mau dananya menganggur. Kalau ditempatkan di bank, mereka juga punya batas penyerapan. Kalau terlalu besar, bank bisa rugi," kata dia.
Ali menegaskan penempatan dana di SBN bukan tujuan akhir, melainkan bagian dari strategi likuiditas sambil menunggu peluang investasi jangka panjang dan berisiko yang lebih matang.
Dengan demikian, Danantara memastikan bahwa strategi investasi yang dijalankan telah mengikuti standar global SWF, menjaga likuiditas, dan tetap memprioritaskan proyek strategis yang memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi Indonesia.
"Kalau misalnya kita diberikan uang untuk dikelola, dan uang itu bukan uang personal tapi uang negara, apakah semua langsung kita masukkan ke proyek yang 100 persen pasti ada risikonya? Pasti tidak. Harus ada porsi yang disimpan untuk cadangan, aman dan likuid," kata Ali.
(NIA DEVIYANA)