sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Daripada Naikkan BBM, MUI Minta Pemerintah Atasi Kebocoran Anggaran

Economics editor Bachtiar Rojab
29/08/2022 12:55 WIB
Menurut Anwar, ada opsi lain yang bisa dilakukan pemerintah dibandingkan harus menaikan harga BBM. 
Daripada Naikkan BBM, MUI Minta Pemerintah Atasi Kebocoran Anggaran. Foto: MNC Media
Daripada Naikkan BBM, MUI Minta Pemerintah Atasi Kebocoran Anggaran. Foto: MNC Media

IDXChannel - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas turut menyoroti wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Menurut Anwar, ada opsi lain yang bisa dilakukan pemerintah dibandingkan harus menaikan harga BBM. 

Dia mengaku memahami jika subsidi BBM telah membuat APBN jebol. Saat ini, besaran subsidi yang diberikan pemerintah sebesar Rp502,4 triliun. Namun, menaikkan harga bbm dinilai hanya akan memindahkan masalah satu ke masalah yang lain. 

"Kenapa pemerintah lebih sibuk mengurusi masalah mencabut atau mengurangi subsidi BBM agar APBN tidak jebol, bukankah dengan mencabut subsidi tersebut akan memicu terjadinya inflasi dan akan mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).

Menurut Anwar, ada beberapa opsi yang bisa dipilih pemerintah dibandingkan menaikkan harga BBM, yaitu dengan menutup kebocoran anggaran

"Sumitro djojohadikudumo Begawan ekonomi yang merupakan ayah dari Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan) pernah mengutarakan tingkat kebocoran anggaran itu mencapai sekitar 30% dan prabowo sendiri mensinyalir sekitar 25%," jelasnya. 

Jadi, lanjut Anwar, jika kebocoran ini bisa ditutup maka pemerintah akan mendapatkan dana yang sangat besar, apalagi badan anggaran DPR sudah menyetujui usulan pemerintah terkait revisi belanja negara pada APBN 2022 menjadi Rp3.106 triliun.   

"Jadi jika kebocorannya bisa kita hilangkan, tidak usah 30% atau 25% tapi 20% saja maka pemerintah akan punya dana yang bisa dikelola yaitu sebesar Rp621,2 triliun. Angka ini jelas jauh lebih besar dari jumlah subsidi yang ada yaitu Rp502,4 triliun," pungkas dia.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement