Menurut Anwar, ada beberapa opsi yang bisa dipilih pemerintah dibandingkan menaikkan harga BBM, yaitu dengan menutup kebocoran anggaran.
"Sumitro djojohadikudumo Begawan ekonomi yang merupakan ayah dari Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan) pernah mengutarakan tingkat kebocoran anggaran itu mencapai sekitar 30% dan prabowo sendiri mensinyalir sekitar 25%," jelasnya.
Jadi, lanjut Anwar, jika kebocoran ini bisa ditutup maka pemerintah akan mendapatkan dana yang sangat besar, apalagi badan anggaran DPR sudah menyetujui usulan pemerintah terkait revisi belanja negara pada APBN 2022 menjadi Rp3.106 triliun.
"Jadi jika kebocorannya bisa kita hilangkan, tidak usah 30% atau 25% tapi 20% saja maka pemerintah akan punya dana yang bisa dikelola yaitu sebesar Rp621,2 triliun. Angka ini jelas jauh lebih besar dari jumlah subsidi yang ada yaitu Rp502,4 triliun," pungkas dia.