Menurut USDA, peningkatan konsumsi ini didorong oleh stabilitas ekonomi yang terus membaik, terutama di sektor makanan dan minuman, perhotelan, serta sektor terkait lain yang mendukung pertumbuhan konsumsi kopi.
Meski demikian, Vico mencatat bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan. Saat ini, Indonesia menempati peringkat di bawah Filipina dengan rasio lebih dari 27.800 orang per kedai kopi.
Selain itu, konsumsi kopi per kapita Indonesia masih tergolong rendah, hanya satu kilogram per tahun, menempatkannya di urutan kedua terendah di dunia.
Sebagai perbandingan, data dari Redseer Analysis (2023) mencatat konsumsi kopi per kapita negara seperti Finlandia mencapai 12 kg per kapita atau Amerika Serikat sebesar 5,0 kg per kapita di 2023.
"Ini menunjukkan kesenjangan besar yang dapat diisi dan dimanfaatkan oleh penjual, salah satunya Fore Coffee," ujar Vico.