Rizki menjelaskan, pihaknya juga aktif meningkatkan pendanaan melalui pasar pinjaman bank dan pasar modal.
Saat ini IIF sedang memproses penerbitan obligasi sebesar Rp1,5 triliun guna mendukung operasional perusahaan sekaligus meningkatkan partisipasi investor pasar modal, baik individu maupun institusi, dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Hingga September 2025, IIF mencatat Laba Bersih sebesar Rp124 miliar, meningkat sebesar 28 persen secara tahunan (year on year/YoY). Peningkatan didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 11 persen (YoY) menjadi Rp987 miliar, serta penurunan beban bunga sebesar sembilan persen (YoY) menjadi Rp558 miliar.
"Total aset tumbuh sekitar tujuh persen (YoY) menjadi Rp14,6 triliun, sejalan dengan kondisi pasar, sementara aset produktif meningkat sebesar tiga persen (YoY) menjadi Rp13 triliun," ujar Rizki.
Rizki menjelaskan bahwa dengan marjin laba bersih yang sehat sebesar 12 persen dan Rasio Kecukupan Modal di atas 40 persen, serta implementasi prinsip sosial dan lingkungan berbasis internasional, IIF berada pada posisi untuk lebih memperluas bisnis dengan menawarkan solusi keuangan kreatif kepada klien untuk proyek infrastruktur mereka melalui pinjaman senior dan junior, sindikasi pinjaman, take-out financing, credit enhancement, konsultasi ESG, dan jenis pembiayaan dan jasa konsultasi lainnya.
 
           
               
               
                             
                                 
                             
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                                                             
                                     
                                     
                                    