sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dorong Pemulihan Ekonomi, Pengusaha Logistik Lirik Peluang Bisnis di Asia-Pasifik

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
28/10/2021 07:01 WIB
Asia pasifik adalah kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat secara global.
Pengusaha logistik lirik kawasan Asia Pasifik. (Foto: MNC Media)
Pengusaha logistik lirik kawasan Asia Pasifik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menggenjot perusahaan logistik agar mampu memperluas jaringan hingga tembus kawasan Asia-Pasifik. 

Pasalnya, hal itu dapat memberikan manfaat baik bagi perusahaan itu sendiri maupun negara. Seperti meningkatkan daya saing, kinerja usaha, bahkan mampu menambah income.

Oleh karena itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi pada Rakernas yang digelar secara hybrid, mengajak para pengusaha logistik untuk dapat mengambil peluang yang ada di depan mata.

"Peluang bisnis logistik di kawasan Asia Pasifik saat ini mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku logistik nasional," kata Yukki, Rabu (27/10/2021). 

Menurutnya, langkah ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang bukan saja lewat program pemerintahan antar-pulau, melainkan sektor ekspor dan impor. 

Adapun alasan dia memilih kawasan Asia Pasifik lantaran kawasan tersebut merupakan salah satu negara yang cepat pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19.

"Asia pasifik adalah kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat secara global. Pasar logistik di Asia Pasifik diperkirakan mencapai US$130,18 miliar per tahun dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 6 persen," ujarnya.

Dalam Rakernas ALFI ini dibuka oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan mengangkat tema "Menangkap Peluang Bisnis di Asia Pasifik di Era New Opportunity".

Pada acara tersebut, Yukki menegaskan bahwa dirinya akan memacu seluruh perusahaan logistik nasional untuk dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan kinerja usahanya. 

Dengan begitu, lanjut dia, para pelaku bisnis tersebut diharapkan mampu bersaing di dalam negeri maupun ditingkat global. 

Pada era kesempatan baru ini, sambungnya, usaha logistik nasional harus bisa menangkap peluang bisnis yang ada. 

"ALFI akan terus mendorong para pelaku jasa logistik nasional untuk siap meningkatkan new opportunity melalui adaptasi, inovasi, kolaborasi dan peningkatan SDM-nya," ucapnya. 

Yukki juga mengungkapkan kinerja logistik nasional akan semakin meningkat dimasa mendatang dengan adanya implementasi National Logistic Ecosystem [NLE] yang akan juga membuat proses delivery order atau DO kegiatan ekspor impor akan semakin cepat. 

Dia bahkan menyebutkan saat ini biaya logistik nasional telah mengalami penurunan. 

Dalam perhitungan yang dibuat ALFI, imbuhnya, biaya logistik sudah turun ke angka 21,3% dari produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya, disebutkan biaya logistik nasional di kisaran 23-24% dari PDB. 

"Kalau kita bicara mengenai biaya logistik, saya yakin Indonesia sudah jauh lebih baik. Menurut perhitungan kami adalah 21,3%," tutur Yukki. (TIA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement