sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Doyan Gesek Kartu Kredit, Utang Rumah Tangga AS Pecah Rekor, Indonesia Aman?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
17/02/2023 16:40 WIB
Utang rumah tangga Amerika Serikat (AS) dilaporkan melonjak pada kuartal keempat 2022.
Doyan Gesek Kartu Kredit, Utang Rumah Tangga AS Pecah Rekor, Indonesia Aman? (Foto: MNC Media)
Doyan Gesek Kartu Kredit, Utang Rumah Tangga AS Pecah Rekor, Indonesia Aman? (Foto: MNC Media)

Bagaimana Kondisi Kredit di Indonesia?

Berdasarkan data Survei Perbankan Bank Indonesia, penyaluran kredit baru pada triwulan empat 2022 tumbuh meningkat.

Hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 86,3% dan tetap kuat meskipun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 88,1%.

Berdasarkan catatan BI, kredit konsumer berhasil menjadi kredit yang paling cepat pulih dari dampak Covid-19 dan terus tumbuh secara konsisten.

Pertumbuhan kredit konsumsi pada akhir 2022 dengan SBT mencapai 85% alias lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 76,5%. Kredit konsumsi ini tumbuh lebih tinggi didorong oleh hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit multiguna yang tumbuh melambat.

Permintaan kredit konsumsi baru ini mencakup KPR atau KPA, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit, multiguna, dan kredit tanpa agunan.

Permintaan kredit konsumsi untuk KPA misalnya, memiliki SBT sebesar 77,9% pada Q4 2022 dibanding kuartal sebelumnya sebesar 69,2%.

Sementara kredit kendaraan bermotor juga tumbuh menjadi 50,8% dari kuartal sebelumnya sebesar 38,1%. Permintaan penggunaan kartu kredit juga melonjak dengan STB sebesar 79% dari kuartal sebelumnya 68,5%. (Lihat grafik di bawah ini.)

“Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis kredit. Perlambatan terjadi pada jenis kredit modal kerja dan kredit investasi, terindikasi dari SBT positif yang sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan tertulis di akhir Januari lalu.

Pada triwulan I 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh lebih tinggi, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 88,3%.

Namun, fluktuasi suku bunga ke depan masih perlu menjadi perhatian bersama.

Meskipun BI menghentikan laju suku bunga ke level 5,75 persen, hal ini cepat atau lambat akan diikuti dengan kenaikan bunga kredit perbankan seperti KPR dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Meskipun belum megalami kenaikan secara signifikan, bukan tidak mungkin kenaikan suku bunga ke depan akan kembali terjadi dan akan berdampak ke sektor kredit konsumsi.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan 2,25 persen sejak Agustus 2022 dari 3,5 persen menjadi 5,75 persen di Januari 2023. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement