sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dukung Produk Lokal, Pelaku UKM Ini Buat Ulos Lebih Fashionable

Economics editor Michelle Natalia
08/03/2021 10:00 WIB
Tin Rehani memproduksi tenun dan batik Batak Melayu yang lebih fashionable.
Tin Rehani memproduksi tenun dan batik Batak Melayu yang lebih fashionable. (Foto: MNC Media)
Tin Rehani memproduksi tenun dan batik Batak Melayu yang lebih fashionable. (Foto: MNC Media)

Kain ulos merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang wajib dilestarikan. Meskipun demikian, inovasi diperlukan agar penggunaan kain ulos bisa lebih dikenal di kalangan generasi muda.

Inilah yang dilakukan UKM binaan Pertamina Tin Reihani Batubara. Pemilik UMK UD Rehani ini bergerak dibidang fashion yakni memproduksi tenun dan batik Batak Melayu. “Selama ini tenun dengan motif ulos, hanya terbatas dipakainya di acara tertentu saja, seperti acara adat. Dengan sedikit sentuhan dan modifikasi bisa jadi pakaian yang modis,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin(8/3/2021).

Ditangan Tin, tenun ulos karyanya menjadi lebih fashionable. Sehingga dapat digunakan di moment apa pun. Baik formal maupun santai. Termasuk menjadikannya sebagai pilihan bagi kalangan anak muda semua kalangan terutama anak muda dan wanita karier yang bekerja di kantoran. “Dengan cara ini kita kenalkan kebudayaan adat Batak dan Melayu ke generasi muda,” imbuhnya.

Misi ini pun serius ia tekuni dengan menggencarkan sejumlah promosi. Di bawah binaan Pertamina, Tin sudah mendapat beberapa kesempatan untuk mengikuti pameran baik di dalam maupun luar negeri. Seperti beberapa pameran di Jakarta dan negeri Jiran Malaysia. Kesempatan inilah yang kerap dimaksimalkan untuk mengenalkan produknya sekaligus kain adat dari daerah asalnya di Jalan Tuasan No.34 Kota Medan.

Beberapa benefit menjadi binaan Pertamina ini menjadikan usaha Tin bisa dibilang telah naik kelas. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan omzet yang ia dapatkan. Sebelum menjadi binaan, ia mampu mendapatkan omzet Rp 30 juta per bulan, setelahnya kini ia mampu mengantongi hingga Rp 40 juta tiap bulannya. “Akhirnya bisa punya workshop juga setelah jadi binaan Pertamina,” tuturnya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement