sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekonom Sebut Efisiensi Anggaran ala Prabowo Bisa Tambal Potensi Defisit Rp250 Triliun

Economics editor Anggie Ariesta
01/02/2025 13:00 WIB
Efisiensi anggaran yang dijalankan Presiden Prabowo Subianto bakal berdampak signifikan pada APBN 2025, terutama dalam menambal defisit.
Ekonom Sebut Efisiensi Anggaran ala Prabowo Bisa Tambal Potensi Defisit Rp250 Triliun. (Foto: MNC Media)
Ekonom Sebut Efisiensi Anggaran ala Prabowo Bisa Tambal Potensi Defisit Rp250 Triliun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Senior Economist Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal, menilai efisiensi anggaran yang dijalankan Presiden Prabowo Subianto bakal berdampak signifikan pada APBN 2025.

Terlebih lagi, menurut Fithra, Prabowo telah memeriksa secara detail komponen-komponen kecil dalam APBN tahun ini sehingga bisa mendapatkan efisiensi yang cukup signifikan.

"Penghematan ini sangat baik dibutuhkan dan saya surprise juga ketika pak Prabowo dalam speech-nya kemarin menyampaikan bahwa beliau sudah cek sampai satuan ke sembilan," ungkap Fithra dalam Market Review IDX Channel, Jumat (31/1/2025) malam.

"Saya kira ini adalah satu-satunya presiden sepanjang sejarah yang bisa cek sampai ke satuan sembilan bersama Kementerian Keuangan," sambungnya.

Ekonom itu menambahkan, potensi penghematan yang dilakukan pemerintah hingga Rp306 triliun bisa menutup potensi defisit yang diperkirakan akan membengkak pada tahun ini.

"Sesuai dengan hitungan saya yang dari tahun lalu bahwa akan ada potensi defisit Rp250 triliun tambahannya dari Rp620 triliun, yang mana itu dikompensasi atau ditutup dengan penghematan," tutur Fithra.

Pihaknya juga sudah melihat beberapa program prioritas pemerintah yang sudah ditambah alokasinya. Salah satunya makan bergizi gratis (MBG) dari sebelumnya Rp71 triliun sekarang menjadi Rp171 triliun.

"Karena sebelumnya di pertengahan Januari sudah ada permintaan dari pak Zulkifli Hasan ya untuk ada sekitar tambahan Rp131 triliun untuk MBG dan itu sesuai dengan hitungan saya," kata dia.

Dia pun menilai penghematan anggaran merupakan hal yang dibutuhkan pemerintah untuk merealokasi anggaran dari sektor-sektor yang mungkin tidak efisien difokuskan ke sektor-sektor yang bisa membangkitkan konsumsi.

"Konsumsi ini adalah salah satu kelemahan kita selama setahun terakhir di 2024, minimal harus dibangkitkan," tuturnya.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement