IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, akibat diguncang pandemi Covid-19 di tahun 2020, ekonomi Indonesia sempat mengalami kontraksi 2,1%. Namun, kontraksi ini jauh lebih moderat dibandingkan kontraksi yang terjadi di negara-negara seperti Filipina yang mengalami -9,5%, Thailand -6,2%, Malaysia -5,5%, dan Singapura -3,9%.
Selain kontraksi yang lebih kecil, perekonomian Indonesia juga mampu pulih cepat dan kuat pada tahun 2021. Tumbuh 3,7%, dan berlanjut dengan pemulihan hingga tahun 2022 dengan pertumbuhan 5,3%.
"Pencapaian ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat pulih dari tekanan pandemi Covid-19 dengan cepat dibandingkan mayoritas negara lain di dunia. PDB riil Indonesia pada 2022 bahkan telah melampaui pra pandemi, yaitu tertinggi di atas 7,0%," ungkap Sri dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-23 Masa Persidangan V Tahun 2022-2023 di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Tak hanya itu, pemulihan ekonomi terjadi lebih merata, baik dari sisi permintaan maupun dari produksi. Pada tahun 2022, seluruh sektor mencatat pertumbuhan positif.
Sektor pariwisata dan penunjang, kata dia, adalah yang paling terdampak akibat pandemi mampu tumbuh signifikan.
"Sejalan dengan terus menguatnya pemulihan ekonomi, tingkat pengangguran yang sempat meningkat ke 7,1% pada Agustus 2020 berhasil diturunkan kembali menjadi 5,5% pada Februari 2023 ini," sambung Sri.
Tingkat kemiskinan yang juga sempat meningkat ke double digit yaitu 10,2% akibat pandemi telah turun kembali menjadi 9,6% pada 2022.
"Pencapaian ini bukan merupakan suatu kebetulan, atau semata-mata faktor luck," tegas Sri.
Dia menerangkan, kebijakan pengendalian pandemi, serta antisipasi pengadaan vaksin yang cepat, efektif, dan mampu membatasi penyebaran virus telah mendorong normalisasi ekonomi dan optimisme masyarakat. Fungsi APBN yang sangat luar biasa penting sebagai shock absorber berperan besar dalam meredam tekanan dan gejolak ekonomi global akibat pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi yang kuat dan terus berlanjut hingga sekarang.
"Melalui program pemulihan ekonomi nasional, fleksibilitas kebijakan fiskal dapat dimanfaatkan dengan optimal. Dan ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan DPR. Saya ingin memberikan tepuk tangan untuk DPR," pungkasnya.
(YNA)