IDXChannel - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan ada 36 event yang akan diadakan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) di Bali pada 2022.
Erick menyebut, ke 36 event itu berorientasi pada pemulihan ekonomi nasional dan lokal di kawasan tersebut. Sementara itu, dia memperkirakan ada ribuan delegasi yang berasal negara-negara anggota forum kerja sama ekonomi global itu, yang mengunjungi Bali.
"Buat Bali dikasih G20 oleh Bapak Presiden, yang tadinya bukan di Bali, dikasih G20. Artinya apa? Ini akan ada event yang sangat besar yang diprioritaskan di Bali untuk supaya apa? Ekonomi Bali bangkit, jumlah eventnya 36 event. Yang datang ribuan, jadi kita harus bersiap-siap," ujar Erick, Rabu (29/12/2021).
Mengutip data Kementerian Keuangan, sebagai Presidensi KTT G20, Indonesia mendapatkan kesempatan dalam menentukan desain arah kebijakan pemulihan ekonomi global.
Adapun, dua arus isu utama yang dibahas kepala negara anggota KTT G20 meliputi Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track terkait isu ekonomi dan keuangan, sementara Sherpa Track membahas lebih luas seperti perubahan iklim, perdagangan, energi, geopolitik, dan isu penting lainnya.
Pada Finance Track, agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia yang akan dibahas diantaranya, Exit strategy berupa global policy untuk melindungi negara-negara yang masih berupaya memulihkan perekonomian.
Upaya mengatasi scarring effect yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan pada berbagai sektor.
Lalu, standar pembayaran lintas batas negara dan prinsip-prinsip pengembangan Central Bank Digital Currency (CBDC). Kemudian, risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon dan mengimplementasikan sustainable finance. Open banking untuk mendorong produktivitas serta mendukung ekonomi dan keuangan yang inklusif (Digital Financial Inclusion), kemudian perpajakan internasional.
Pemerintah memandang, Presidensi G20 Indonesia 2022 bukanlah satu-satunya ajang untuk mengupayakan pemulihan ekonomi nasional dan membangkitkan perekonomian Indonesia. Namun, kerjasama membangun kolaborasi dan inovasi untuk mendukung transformasi ekonomi dan transformasi struktural pada berbagai sektor. (RAMA)