Pada Finance Track, agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia yang akan dibahas diantaranya, Exit strategy berupa global policy untuk melindungi negara-negara yang masih berupaya memulihkan perekonomian.
Upaya mengatasi scarring effect yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan pada berbagai sektor.
Lalu, standar pembayaran lintas batas negara dan prinsip-prinsip pengembangan Central Bank Digital Currency (CBDC). Kemudian, risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon dan mengimplementasikan sustainable finance. Open banking untuk mendorong produktivitas serta mendukung ekonomi dan keuangan yang inklusif (Digital Financial Inclusion), kemudian perpajakan internasional.
Pemerintah memandang, Presidensi G20 Indonesia 2022 bukanlah satu-satunya ajang untuk mengupayakan pemulihan ekonomi nasional dan membangkitkan perekonomian Indonesia. Namun, kerjasama membangun kolaborasi dan inovasi untuk mendukung transformasi ekonomi dan transformasi struktural pada berbagai sektor. (RAMA)