Erick memastikan, terus mendorong program transformasi BUMN agar perbaikan kinerja perusahaan dapat menghasilkan profitabilitas. Dengan begitu, target dividen pada tahun depan direalisasikan.
Baca Juga:
“Transformasi BUMN harus kita dorong, kita tidak bisa berpuas diri. Apakah, misalnya dividen tahun ini yang terbesar sepanjang sejarah yaitu Rp 81,4 triliun cukup? Tidak. Negara membutuhkan lebih,” paparnya.
Dirinya meyakini BUMN mampu memberikan dividen kepada pemegang saham. Keyakinan itu didasarkan pada tingkat kesehatan perusahaan saat ini.
“Karena kalau dulu 60 persen, ketika saya masuk itu merugi, sekarang 80 persen mayoritas semua untung, 80 persen,” pungkasnya.
(FRI)