Sementara itu, dinamika pendapatan menggambarkan tekanan serupa. Meski 55 persen responden menyebut pendapatannya tetap dan masih cukup, terdapat 14 persen yang mengatakan pendapatannya tetap namun tidak lagi mencukupi kebutuhan.
Temuan ini menunjukkan bahwa stabilnya pendapatan kini tak lagi menjamin kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar, terutama ketika biaya hidup terus meningkat.
Pada kesempatan yang sama, CEO Alvara Research Center, Hasannudin Ali, menilai perubahan perilaku ini sebagai adaptasi realistis masyarakat menghadapi tekanan ekonomi. Data survei yang dilakukan menunjukkan ketahanan finansial rumah tangga mulai rentan.
"Ketika pendapatan tak sebanding dengan kenaikan biaya hidup, fokus masyarakat bergeser dari akumulasi aset menuju pengamanan arus kas harian. Dalam situasi seperti ini, perilaku frugal menjadi strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi keluarga," tuturnya.
Kombinasi antara menurunnya tabungan, melemahnya investasi, serta stagnasi pendapatan akhirnya melahirkan pola konsumsi baru yang semakin kuat, Frugal Consumer. Konsumen kini lebih selektif, hemat, dan menuntut nilai terbaik dari setiap pengeluaran.