Menurut dia, produksi katoda tembaga dari smelter Gresik bisa mencapai 300 ribu ton. Saat ini, 50% dari produk tersebut masuk pasar ekspor. “Tapi sejak 2024 nanti kita bisa produksi sampai 500-600 ribu ton katoda tembaga," kata Tony
Di sisi lain, dia menyebut katoda tembaga bisa digunakan untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Untuk solar panel saja membutuhkan 4 ton katoda tembaga setiap MW. Sedangkan untuk tenaga bayu butuh 1,5 ton katoda tembaga untuk setiap MW.
"Ini bisa sangat mendukung rencana pemerintah dalam mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia," ujar Tony.
(FRI)