IDXChannel - Para pemimpin keuangan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) memperingatkan terkait meningkatnya ketidakpastian ekonomi pada sabtu (13/5/2023). Pertemuan tiga hari itu tak hanya membahas kekhawatiran tentang kebuntuan utang AS dan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Pertemuan di kota Niigata, Jepang, itu sudah mengagendakan pembicaraan terkait kegagalan bank AS dan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada China, tetapi sekarang dipaksa bergulat dengan potensi gagal bayar oleh ekonomi terbesar di dunia itu.
Meskipun tidak disebutkan dalam komunikasi resmi, topik plafon utang AS tetap muncul dalam diskusi para menteri keuangan dan gubernur bank sentral. Kebuntuan telah menimbulkan kekhawatiran di pasar karena biaya pinjaman telah meningkat akibat dari pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh bank sentral AS dan Eropa.
"Ekonomi global telah menunjukkan ketahanan terhadap berbagai guncangan, termasuk pandemi Covi-19, perang agresi Rusia melawan Ukraina, dan tekanan inflasi," kata para menteri keuangan dan gubernur bank sentral, dilansir Reuters, Minggu (14/5/2023).
"Kita harus tetap waspada dan tetap gesit dan fleksibel dalam kebijakan ekonomi makro kita di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang prospek ekonomi global," tambah mereka dalam komunike usai pertemuan.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang mengatakan default AS dapat terjadi dalam beberapa minggu jika kebuntuan tidak diselesaikan, mengatakan bahwa kebuntuan itu "lebih sulit" daripada di masa lalu tetapi tetap berharap akan ada solusi.