Peningkatan kinerja ekspor tersebut juga mengerek kontribusinya terhadap PDB industri non migas. Hingga kuartal III 2022 lalu kontribusi Industri mamin terhadap PDB tembus Rp209,6 triliun.
"Disamping itu (tahun 2022) kita juga banyak mengembangkan pasar seperti di Timur Tengah, Afrika dan lain sebagainya, ini mendorong pertumbuhan industri semakin membaik," lanjutnya.
Namun demikian menurut pertumbuhan industri Mamin ini bukan tanpa tantangannya. Disatu sisi ada demand yang meningkat, namun ada masalah di bottom line mengalami gangguan.
"Tetapi memang kalau dari bottom line ini menjadi tantangan sendirian, ada biaya logistik, energi, bahan baku, semua terjadi kenaikan yang luar biasa, bahkan sering terjadi disruption dari sisi logistik karena masalah gangguan geopolitik," pungkasnya.
(SLF)