Terkait pinjaman, Buwas enggan merinci nominal yang didapatkan hingga berapa dana yang digelontorkan untuk menyerap ratusan ton beras dari sejumlah negara itu.
"Nah itu Bulog mulai parno katanya, parno apaan? Kita ini tugas dari negara kok, jadi nggak ada, kita ini enggak ada, saya justru dikala ada tugas impor kita yang stress, tahu enggak?," kata dia.
Buwas mengaku ada permasalah teknis saat beras masuk ke Indonesia, misalnya, antrian kapal hingga proses bongkar di pelabuhan. Hal-hal ini tetap dipikirkan agar tidak menghambat atau mengganggu proses distribusi ke pasar.
"Emang gampang untuk impor? Begitu mau datang aja kita minggir, anteran kapalnya kapan bisa bongkar, belum lagi kalau hujan nanti gimana hayo? Belum lagi angkutannya seperti apa, banyak yang kita pikirkan, jadi tidak gampang," tandas Buwas. (RRD)