Di seluruh dunia, bendera secara tradisional telah digunakan untuk menandakan marabahaya, seperti dengan mengikatnya dalam sebuah simpul atau dengan menerbangkannya secara terbalik.
Inisiatif tersebut tampaknya merupakan jelmaan terbaru dari gerakan #kitajagakita yang sempat mengakar di awal pandemi tahun lalu, namun kemudian terbengkalai saat dikooptasi oleh pemerintah.
Selama beberapa minggu terakhir, laporan tragis telah muncul tentang warga Malaysia yang dipaksa dan melewati ambang keputusasaan karena kehilangan mata pencaharian sebagai akibat dari langkah-langkah ketat yang diterapkan untuk menekan Covid-19 di negara tersebut.
Sejak 1 Juni, Malaysia telah berada dalam Fase Satu dari Rencana Pemulihan Nasional di mana hanya layanan penting yang disetujui yang dapat beroperasi. Ini awalnya dimaksudkan untuk berlangsung dua minggu tetapi sekarang akan berlangsung setidaknya selama enam minggu atau sampai kasus Covid-19 harian turun di bawah 4.000.
Kemarin, Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan paket bantuan pemerintah terbaru yang dijuluki "Pemulih" untuk membantu warga Malaysia dan bisnis yang dirugikan oleh langkah-langkah untuk menahan Covid-19 di negara tersebut.