IDXChannel - Perusahaan teknologi asal Singapura, Grab Holdings Ltd, masih mencatatkan kerugian usaha USD 3,55 miliar atau Rp 51,07 triliun (kurs Rp 14.375) di 2021. Angka ini bengkak 30% dari tahun 2020 yang nilainya USD 2,74 miliar.
Padahal dalam laporan keuangannya, pendapatan Grab naik 44% menjadi USD 675 juta dari USD 469 juta di tahun 2020. Pendapatan ini naik didukung pertumbuhan segmen pengiriman dan layanan keuangan.
Adapun, Grab mencatatkan pertumbuhan GMV sebesar 29% menjadi USD 16,1 miliar, melebihi batas prospek September 2021.
"Tahun 2021 adalah tahun terkuat kami, meskipun kami menghadapi ancaman Covid-19 varian Delta dan Omicron. Kami mencapai pertumbuhan baik dalam GMV (Gross Merchandise Value) maupun pendapatan, seiring dengan peningkatan EBITDA," ujar CEO dan co-founder Grab Anthony Tan, dikutip dari laman resmi Grab, Rabu (9/3/2022).
Anthony optimis, Grab akan semakin tumbuh ke depannya, terutama di Asia Tenggara. Sebesar 56% pengguna Grab menggunakan setidaknya 1-2 layanan dari Grab, dan pengeluaran rata-rata pengguna Grab tumbuh 31% sepanjang 2021.