Bila nanti di ada kekosongan stok di beberapa ritel dan toko modern, mantan menteri sosial ini minta pengelola usaha segera berkomunikasi dengan dinas terkait di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), untuk sesegera mungkin mendistribusikan stok minyak goreng.
"Jadi seluruh minyak goreng ini distribusinya dalam koordinasi Aprindo. Jadi nanti saling mengkoordinasikan pak wali kota dan tim juga turun. Lalu Aprindo kita terapkan segera melakukan monitoring di lapangan. Mungkin ada yang memang mendapatkan stok kecil, atau ada apa jam 10 pagi sudah habis di hari ketiga," tuturnya.
Maka untuk menyiasati masih minimnya stok yang ada dan demi memeratakan rantai distribusi, perempuan kelahiran Surabaya ini meminta agar pembelian minyak goreng di sejumlah ritel modern yang telah menerapkan harga minimal Rp 14.000 per liternya untuk membatasi pembelian. Dimana satu warga diminta hanya maksimal membeli dua liter.
"Sementara karena trennya saja yang mengalami peningkatan. Jadi sementara untuk bisa memberikan pemerataan terhadap konsumen, satu orang dua liter. Biasanya kan ada paket dua literan, rata-rata di sini juga dua literan. Saya rasa begitu, sambil kemudian dimonitor, karena stoknya ini pada dasarnya sangat aman sampai enam bulan ke depan," paparnya.
Sementara itu Wali Kota Sutiaji mengaku telah memerintahkan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang melakukan pemantauan kepada ketersediaan stok. Termasuk pengawasan kepada para pengelola usaha ritel dan toko modern demi mengontrol minyak goreng.