IDXChannel - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dan Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia (Makersi) Jatim ikut mempercepat reformasi sistem kesehatan nasional.
"Ada banyak yang bisa dilakukan reformasi terkait infrastruktur , kultur, kualitas SDM hingga alat kesehatan (alkes) yang butuh maksimalisasi dari seluruh pihak. Saat ini Pemprov, Pemkab dan Pemko sedang menyiapkan RPKD, merupakan saat yang tepat jika kita saling menguatkan kordinaai dengan kepala daerah masing- masing," kata Khofifah pada Acara Pelantikan Pengurus PERSI dan MAKERSI Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya,Rabu (2/2/2022) malam.
Khofifah menjelaskan, Rumah Sakit (RS) harus dilibatkan dalam penyusunan RKPD yang sedang disiapkan di semua daerah diperkirakan pembahasan dengan DPRD dilaksanakan pada bulan April mendatang. Terlebih, RS merupakan lokomotif andalan dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat.
"Ada hal yang harus kita sinkronkan bersama, utamanya dalam hal menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting. Karena 3 hal itu yang menjadi tolak ukur kualitas SDM di Indonesia," kata Khofifah.
"Kita kordinasikan bersama organisasi dan lembaga yang terkait dan relevan. Sehingga nantinya tidak hanya 3 hal itu yang di sinkronkan, tapi seluruh tantangan hari ini dan kedepan akan di sinkronkan bersama," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menginformasikan bahwa saat ini di Jatim ada 164 RS yang melayani pasien COVID-19. Meningkatnya kasus COVID-19 di Jakarta yang mencapai 9.000 lebih kasus pada Rabu (2/2/2022) harus diwaspadai bersama seluruh masyarakat.
"Mobilitas dan koneksitas Jawa Timur - Jakarta cukup tinggi. Maka membangun kewaspadaan bersama dengan protokol kesehatan yang ketat, testing, tracing dan treatment menjadi penting," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persi, Bambang Wibowo berharap, Persi Jatim bisa berkontribusi dalam sektor pelayanan kesehatan. Utamanya, dalam pencegahan dan kuratif dalam pelayanan. Terlebih, tantangan RS kedepan akan semakin meningkat. Ditambah lagi keadaan omicron yang penyebarannya meningkat. "Mari sama-sama kita pastikan RS hanya digunakan bagi yang bergejala berat," jelasnya.