sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Bahan Pokok Naik, Ini Lho Tips Biar Kantong Bunda Aman

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
12/03/2022 15:44 WIB
Ini tips agar bisa mengatur keuangan meski harus memasok kebutuhan pangan di dapur keluarga di tengah tingginya harga barang-barang pokok.
Harga Bahan Pokok Naik, Ini Lho Tips Biar Kantong Bunda Aman. (Foto: MNC Media)
Harga Bahan Pokok Naik, Ini Lho Tips Biar Kantong Bunda Aman. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kenaikan harga barang pokok menjadi tugas atau PR tambahan bagi ibu rumah tangga di tengah gejolak perekonomian akibat pandemi Covid-19. Mulai dari minyak goreng, tahu-tempe, gas LPG, cabai, bawang merah, hingga daging.

Kendati demikian, masyarakat tak perlu khawatir, sebab Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira memiliki tips agar bisa mengatur keuangan meski harus memasok kebutuhan pangan di dapur keluarga di tengah tingginya harga barang-barang pokok.

"Pilihannya hanya tiga. Pertama, lebih berhemat atau menunda pembelian barang lain karena pendapatan tergerus naiknya harga barang. Misalnya mau cicil KPR atau beli motor baru ya ditunda dulu, saat ini fokus pengeluaran ke bahan makanan," beber Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (12/3/2022).

Kedua, mencari alternatif barang makanan dengan harga terjangkau. Saat ini, kata Bhima, banyak masyarakat yang rela turun kelas, dari beli minyak goreng kemasan menjadi beli minyak goreng curah. Menurutnya, hal ini menjadi cara tengah untuk tetap bisa mengkonsumsi minyak goreng meski harga naik.

Lanjut, yang ketiga, mengurangi porsi makan khususnya di keluarga yang rentan miskin. "Kalau biasa makan dengan aneka lauk pauk maka porsinya dikurangi hanya nasi dan mie instan," ujar Bhima.

Sambung dia, semakin rendah pendapatan masyarakat, maka komposisi pengeluaran untuk bahan makanan lebih besar jadi pasti yang rentan akan kurangi porsi makan.

"Secara total, daya beli masyarakat akan alami tekanan. Ini sudah tercermin ya dari Indeks Keyakinan Konsumen bahwa kesempatan kerja belum kembali ke level 100, atau masih sulit cari pekerjaan, sementara pendapatan kelompok bawah nya juga lambat pulih," pungkas Direktur Eksekutif CELIOS. (FHM)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement