IDXChannel - Harga minyak bergerak terbatas pada Senin (16/10/2023) pagi. Investor terus memantau rencana Israel melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza.
Dilansir dari Bloomberg, Harga Brent bertahan di bawah USD91 per barel, setelah melonjak hampir 6% pada Jumat.
Selama akhir pekan, Amerika Serikat (AS) melakukan serangkaian pembicaraan dengan negara-negara Timur Tengah. Washington tidak ingin konflik antara Israel dengan kelompok Hamas di Palestina meluas.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali berkunjung ke Israel pada Senin. Presiden AS Joe Biden juga berencana ke Israel dalam beberapa hari mendatang.
Pasar minyak mentah global bergejolak setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober. Sebagai balasan, Israel membombardir Jalur Gaza dan mempersiapkan serangan darat.
Investor khawatir negara-negara lain, terutama Iran, terseret ke dalam konflik. Ketidakstabilan di Timur Tengah dapat membahayakan aliran minyak mentah dari wilayah tersebut yang menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan dunia.
"Secara historis, konflik-konflik di Timur Tengah jarang sekali menyebabkan kenaikan harga minyak yang berkelanjutan jika tidak mengganggu suplai," kata Han Zhong Liang, ahli strategi investasi di Standard Chartered Plc.
"Dalam kasus ini, ada risiko gangguan pasokan langsung dan tidak langsung yang rendah," kata Han.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian baru-baru ini memperingatkan bahwa ada risiko perluasan konflik. Iran adalah pendukung utama Hamas dan kelompok Hizbullah di Lebanon. (WHY)