IDXChannel - Sejumlah tekanan internasional pasca pandemi terus bertambah, bahkan serangan Rusia ke Ukraina membuat harga minyak dunia semakin mahal. Hal itu masih ditambah masih ketatnya penambahan produksi oleh kartel minyak OPEC+.
Apalagi, Rusia sebagai anggota OPEC+ saat ini sedang berkonflik dengan Ukraina. Dapat dipastikan, ongkos produksi produk energi seperti BBM dan LPG akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini akan diikuti dengan kenaikan produk-produk lain karena BBM dan LPG merupakan sumber energi primer untuk produk lain.
"Tidak bisa dipungkiri, kita harus mewaspadai efek domino dari kenaikan harga minyak dunia saat ini. Tidak melulu bicara BBM dan LPG, tetapi juga produk turunan yang di hasilkan karena ada peningkatan ongkos produksi. Adanya kenaikan ini bisa menimbulkan inflasi ke depannya. Kita mesti mewaspadai ini," jelas Mamit, dikutip Jumat (4/3/2022).
Sepanjang 2020, konsumsi minyak dunia hanya 88,5 juta barrel perhari, namun di tahun 2021 meningkat ke 96,2 juta perhari. Tahun 2022 ini, konsumsi minyak dunia di harapkan mencapai 99,53 juta BOPD, menyamai konsumsi di tahun 2019 sebelum pandemi terjadi.
Di sisi lain, harga minyak dunia sejak 2021 kemarin terus meroket. Jika dibandingkan dengan tahun 2020, sepajang 2021 kenaikan minyak dunia mencapai 69,5%, demikian pula pada awal 2022 ini. Pasokan untuk BBM dan LPG juga bisa mengalami gangguan ditengah permintaan global yang meningkat dan suplai yang mulai menipis.