Ahmad Islamy
IDXChannel - Harga minyak global melambung lagi sebesar 5 persen, Kamis (3/10/2024). Itu terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington DC sedang membahas kemungkinan serangan Israel terhadap industri minyak Iran.
"Kami sedang mendiskusikannya," ujar Biden, saat ditanya wartawan Gedung Putih apakah dia akan mendukung Israel menyerang fasilitas minyak Iran.
Iran adalah produsen minyak terbesar ketujuh di dunia. Negeri Persia itu mengekspor sekitar setengah produksinya ke luar negeri, terutama ke China.
BBC melansir, sejak serangan rudal Iran ke Israel pada Senin lalu, harga minyak mentah Brent melonjak 10 persen menjadi USD77 per barel, meski masih di bawah level yang terlihat pada awal tahun ini.
Akan tetapi, kenaikan harga energi yang berpanjangan dapat memperbesar peluang naiknya harga bahan bakar dan tarif listrik. Kondisi tersebut pada gilirannya akan mendorong naiknya laju inflasi.
Sejauh tahun ini, melemahnya permintaan dari China dan melimpahnya pasokan dari Arab Saudi telah menekan harga minyak. Reaksi di pasar minyak pun sampai sejauh ini relatif jauh lebih tenang dibandingkan dengan agresi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Namun, meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan ancaman aksi lebih lanjut kini mengintai pasar. Yang patut menjadi perhatian khusus adalah, eskalasi apa pun di Timur Tengah dapat memblokir Selat Hormuz, yang harus dilalui oleh sepertiga lalu lintas kapal tanker minyak dan seperlima gas beku LNG.
