“Problemnya sekarang supaya Bapak Ibu tahu kita banyak impor bahan atau pupuk itu dari Rusia dan Ukraina. Pun pirso? Sak niki Ukraina sama Rusia lagi. Yang kekurangan pupuk itu bukan hanya Indonesia, negara-negara lain yang tidak mempunyai pabrik pupuk apalagi tidak dapat apa-apa sama sekali,” ungkapnya.
Melihat hal tersebut, Presiden menyebut bahwa tingginya harga pupuk di Tanah Air disebabkan karena jumlah pupuk yang ada saat ini tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang ada.
“Kalau pupuknya tidak cukup, yang ingin beli banyak, terus pripun? Hukum pasar apa? Harganya pasti naik, problemnya di situ,” kata Presiden.
Oleh karenanya, untuk mendorong pemenuhan pupuk tersebut, pemerintah mengoperasikan kembali PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) guna menambah kapasitas produksi pupuk nasional.
“Bulan yang lalu Pupuk Iskandar Muda di Aceh kita hidupkan lagi, kita biayai. Sudah bisa berproduksi tetapi juga masih sedikit, 570 ribu ton,” kata Presiden.
Meski sudah berproduksi 570 ribu ton. Namun jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan yang diinginkan pemerintah.
(FRI)