"Biasanya dagang dapat Rp 300 ribu lebih sehari, sekarang Rp 200 ribu. Belanja modal nambah, malah sering nombok," keluhnya.
Untuk minyak goreng saja, dirinya harus antre sejak pagi bersama seluruh keluarganya. Ini terpaksa dia lakukan karena jika tidak mendapat minyak goreng, dia tidak akan bisa berjualan dan memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Untuk pemerintah tolong lah, ringanin (harga sembako), kasihan masyarakat ini kan kita di bawah semua," pinta Desi.
(NDA)