Hal ini, sambung dia, sangat terkait dengan kesejahteraan petani dan peternak telur Indonesia.
"Oleh sebab itu, ketika mereka mengatakan bahwa harga telur sampai Rp32 ribu, kalau averagenya sepanjang di tahun 2021, petani dan peternak telur kita rugi besar, karena harga average pada saat itu tidak sampai Rp24 ribu dari harga acuan Kementerian Perdagangan," terangnya.
Lutfi menyampaikan bahwa pada saat bersamaan, ongkos memelihara ayam dan telur naik luar biasa. Sehingga, dalam sidang kabinet, Lutfi sudah membicarakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa di tanggal 1 Januari 2022 harga turun.
"Tanggal 1 Januari, harganya turun dari Rp34 ribu, lalu Rp30 ribu, sekarang berada di angka Rp24 ribu lagi dan kemungkinan akan turun lagi di bawah Rp24 ribu. Dan memang masalah telur ini, masalah dua tahun yang lalu yang kita hadapi pada saat ini," pungkasnya. (TYO)