Hingga Akhir November 2021, 78 Juta Orang Telah Mendaftar Online Program Kartu Prakerja

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan, Pemerintah akan terus membenahi Kartu Prakerja.
Hal ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan vokasi secara online. Tujuan lain dari program ini adalah untuk menjaga daya beli masyarakat yang terkena dampak melalui bantuan sosial.
"Penerima Program Kartu Prakerja umumnya adalah pekerja muda berusia 18 sampai dengan 35 tahun dengan tingkat pendidikan SLTA ke bawah," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Kartu Prakerja juga mencakup seluruh kelompok masyarakat, termasuk perempuan yang memiliki lebih dari satu tanggungan di daerah tertinggal.
"Hingga akhir November 2021, sedikitnya telah tercatat 78 juta pendaftar online Program Kartu Prakerja. Sementara, sejak tahun 2020 jumlah penerima manfaat sebanyak 11,4 juta orang dengan total insentif yang disalurkan sebesar Rp25,1 triliun," katanya.
Dalam hal pemulihan ekonomi, survei evaluasi Program Kartu Prakerja menunjukkan bahwa setelah terdaftar dan mengikuti program ini, jumlah penerima manfaat yang menganggur menurun dari 56% menjadi 39,8%.
"Selain itu, insentif yang diterima setelah pelatihan selesai juga meningkatkan daya beli, serta menciptakan lapangan kerja dan kewirausahaan melalui UMKM," katanya.
Sementara itu, bagi UMKM yang terdampak oleh pandemi Covid-9, Pemerintah telah mencanangkan berbagai program kebijakan untuk mendukung dan memberdayakan UMKM agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Serangkaian program perlindungan sosial juga telah dilakukan Pemerintah antara lain Kartu Indonesia Pintar Perguruan Tinggi, Program Indonesia Pintar, Jaminan Kesehatan Nasional bagi Penerima Bantuan Iuran, Program Keluarga Harapan, Bantuan Sosial Tunai, dan Kartu Sembako.
Selain pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia juga melihat isu ketahanan pangan sebagai salah satu isu penting yang harus ditangani untuk memiliki ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh. Pemerintah telah menetapkan sistem pangan nasional untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pangan guna memenuhi kebutuhan nasional.
Sistem tersebut bertujuan untuk memenuhi lima tujuan penting, antara lain produksi dalam negeri yang berkelanjutan dan ketersediaan untuk memenuhi permintaan pangan yang berkualitas dan aman, lingkungan yang kondusif untuk pengembangan pangan lokal, stabilisasi akses pangan, penguatan korporasi petani dan efisiensi distribusi pangan, serta bantuan pangan untuk rumah tangga dalam mengatasi kerawanan pangan.
Penerapan teknologi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi wajib dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas setiap proses dalam memproduksi pangan. Program prioritas Indonesia di sektor pertanian antara lain stabilisasi harga, peternakan terintegrasi, intensifikasi pertanian dan alih fungsi lahan yang terkendali.
Airlangga sangat berharap pertemuan ini dapat memberikan rekomendasi sekaligus solusi bagi kebijakan Pemerintah.
“Saya sangat mengharapkan hasil atau rekomendasi dari kajian-kajian, khususnya upaya bersama untuk reset, restore, dan reboot perekonomian serta menyelesaikan masalah kesehatan,” ucap Airlangga.
(SANDY)