"Pendanaan yang dilakukan fintech ke segmen mikro ini sudah sangat besar. [Masyarakat] unbankable juga sangat besar. Bahkan banyak juga juga mendapatkan dari fintech bodong dan rentenir. Holding ultra mikro bisa jadi solusi," jelas Andreas, Senin (15/3/2021).
Dia menyampaikan, cost of fund BRI saat ini sudah sangat rendah. Bahkan rasio dana murah BRI semakin kuat di masa pandemi tahun lalu.
Terlebih Bank Indonesia (BI) juga terus mendorong perbankan termasuk BRI untuk dapat meningkatkan efisiensi beban dana.
Dengan momentum tersebut, Andreas menyampaikan beban dana murah dapat ditransfer ke Pegadaian dan PNM, sebagai entitas yang masuk ke dalam integrasi ekosistem ultra mikro ini.
Di samping itu, upaya tersebut juga akan semakin optimal dengan integrasi data, sehingga prediksi terkait kinerja pelaku ultra mikro dapat lebih presisi.