Biro Sensus AS membandingkan hasil survei dari musim semi tahun ajaran 2019-20 dengan hasil pada musim gugur tahun ajaran 2020-21 untuk mengukur dampak pandemi pada homeschooling. Mereka menggunakan Survei Denyut Rumah Tangga untuk melakukan ini.
Para peneliti menemukan bahwa pada minggu pertama (23 April-5 Mei 2020) Fase 1 Survei Denyut Rumah Tangga, sekitar 5,4% rumah tangga AS dengan anak usia sekolah melaporkan homeschooling. Pada musim gugur 2020 (30 September-12 Oktober), 11,1 persen rumah tangga dengan anak usia sekolah melaporkan homeschooling.
Ini menunjukkan homeschooling berlipat ganda di Amerika Serikat selama penguncian pandemi oleh pemerintah. Data ini mewakili peningkatan 5,6 poin persentase dan dua kali lipat rumah tangga AS yang homeschooling pada awal tahun ajaran 2020-2021 dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya, setelah berbagai pembatasan dan penguncian pemerintah memaksa anak-anak keluar dari sekolah institusi.
Di Nebraska, Amerika Serikat, sekolah homeschooling kebanjiran murid baru. Data dari National Home Educators Research Institute AS, ada peningkatan sebanyak 21 persen siswa homeschooling di sana sejak pandemi masuk bulan Maret 2020. Sementara di wilayah Vermont, peningkatan peserta mencapai 75 persen.
Data juga mencatat ada ribuan orang yang mencari informasi tentang metode pembelajaran ini pada asosiasi penyedia home schooling setiap harinya. Homeschooling dianggap menjadi pilihan karena hingga saat ini pandemi dianggap belum juga terkendali. Situasi masih sangat mudah berubah dan anak-anak dianggap sangat riskan bila harus beraktivitas di sekolah. (TYO)