"Melalui pelayanan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) dan sistem sanitasi setempat (on-site sanitation), pekerjaan konstruksi jaringan pipa air limbah ini akan mengakomodir wilayah yang tidak terjangkau dan belum tersedianya pengelolaan air limbah yang baik bagi masyarakat sekitar, di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Barat,” ujar Tjahjo dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (12/5/2023).
Lebih lanjut Tjahjo menjelaskan bahwa dalam proyek ini, Hutama Karya bertanggung jawab pada pekerjaan pemasangan pipa, konstruksi vertical shaft (dimana shaft adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya untuk meletakan saluran pipa utilitas secara vertikal), konstruksi manhole pracetak, pekerjaan repavement (pengaspalan kembali jalan yang terkena dampak) dan pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMKK), dengan target rampung pada akhir tahun 2026.
Dalam konstruksinya, akan diterapkan sejumlah metode kerja yang efektif seperti penggunaan metode jacking pipe yang memungkinkan pemasangan pipa tanpa harus membuka trench sehingga meminimalisir kerusakan pada lingkungan dan infrastruktur yang ada. Metode ini juga meminimalisir gangguan bagi masyarakat sekitar dan bisnis yang beroperasi di sekitar lokasi proyek karena tidak memerlukan trench.
“Dengan luas instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) seluas 3,9 Ha dan kapasitas IPAL 240.000 m3/hari ini akan dapat mengakomodir pembuangan air limbah bagi 989,389 jiwa di sana,” ujar Tjahjo.
(FRI)