sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Indeks Harga Konsumen China di November 2023 Turun Paling Tajam dalam Tiga Tahun

Economics editor Jujuk Ernawati
09/12/2023 20:34 WIB
Indeks Harga Konsumen (IHK) China pada November 2023 mengalami penurunan paling tajam dalam tiga tahun.
Indeks Harga Konsumen China di November 2023 Turun Paling Tajam dalam Tiga Tahun
Indeks Harga Konsumen China di November 2023 Turun Paling Tajam dalam Tiga Tahun

IDXChannel - Indeks Harga Konsumen (IHK) China pada November 2023 mengalami penurunan paling tajam dalam tiga tahun. Ini terjadi seiring dengan deflasi di tingkat pabrik yang makin dalam. 

Meningkatnya tekanan deflasi akibat melemahnya permintaan di dalam negeri, sehingga muncul keraguan pada pemulihan ekonomi di negara Tirai Bambu tersebut. 

Data Biro Statistik nasional (National Bureau of Statistics/NBS) menunjukkkan bahwa IHK susut 0,5 persen dari tahun sebelumnya dan dibanding Oktober 2023. Angka ini jauh dari survei Reuters, yang memperkirakan penurunan 0,1 persen secara tahunan maupun bulanan. 

Adapun penurunan IHK China secara tahunan merupakan yang paling tajam sejak November 2020. 

Data perdagangan dan survei manufaktur yang beragam baru-baru ini mempertahankan seruan untuk mendukung kebijakan lebih lanjut demi mendorong pertumbuhan. 

Ekonom senior di Economist Intelligence Unit Xu Tianchen mengatakan, data tersebut akan memberikan kekhawatiran bagi para pembuat kebijakan.

"Tekanan deflasi akan terus meningkat pada tahun 2024 karena pengembang perumahan dan pemerintah daerah terus melakukan pengurangan utang dan pertumbuhan global diperkirakan melambat," kata Xu, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/12/2023).
 
Meski harga-harga konsumen di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu di ambang deflasi dalam beberapa bulan terakhir, namun Gubernur bank sentral China Pan Gongsheng mengatakan pada pekan lalu bahwa inflasi diperkirakan akan meningkat.

Indeks harga produsen (PPI) turun 3 persen secara tahunan dibanding bulan sebelumnya 2,6 persen. Ini menandai penurunan ke-14 bulan secara berturut-turut dan yang tercepat sejak Agustus. 

Perekonomian China telah bergulat dengan berbagai hambatan tahun ini, termasuk meningkatnya utang pemerintah daerah, lesunya pasar perumahan, serta lemahnya permintaan di dalam dan luar negeri. Konsumen China telah memperketat pengeluaran karena khawatir terhadap ketidakpastian dalam pemulihan ekonomi negaranya.
  
Adapun Moody's awal pekan ini memberikan peringatan terhadap penurunan peringkat kredit China. Mereka menyatakan bahwa biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan BUMN serta untuk mengendalikan krisis properti akan membebani perekonomian.

Sementara Kementerian Keuangan China menyebut bahwa keputusan tersebut mengecewakan. Pemerintah optimistis perekonomian akan pulih dan risiko dapat dikendalikan.

(RNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement