"Lebih banyak ternak itu artinya lebih banyak lahan yang digunakan untuk pakan, padahal keterbatasan lahan sudah menjadi tantangan utama ketersediaan pangan nasional," ttutur Aditya.
Selanjutnya, pemerintah dapat memfasilitasi akses peternak kepada teknologi. Misalnya, Kementerian Pertanian, dengan dukungan program peningkatan kapasitas dari LSM, swasta, dan donor, dapat memfasilitasi arus informasi pasar yang berkelanjutan antara petani, koperasi, dan perusahaan.
Sebab, menurut dia, kurangnya informasi pasar telah menghalangi peternak untuk melihat peluang melakukan negosiasi harga yang lebih baik. Lalu, lanjut Aditya, pemerintah juga harus memastikan industri peternakan yang kompetitif dengan menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi, seperti persyaratan modal minimum untuk investasi baru untuk mengundang lebih banyak investor ke pasar.
"Dengan lebih banyak perusahaan pengolahan sebagai pembeli potensial, peternak dapat menegosiasikan harga yang lebih baik," tegas Aditya.
Berikutnya, Aditya menyebut bahwa pemerintah juga perlu mendorong transfer teknologi melalui kemitraan antara peternak dan perusahaan. Kerjasama kemitraan dapat membuka akses peternak kepada pasar dan meningkatkan kualitas, karena adanya kewajiban untuk menghasilkan daging, susu, atau produk turunannya sesuai standar.