Kinerja yang menurun membuat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memutuskan untuk merevisi target penjualan dari 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit. Bahkan, dalam dua bulan terakhir tahun ini, masih dibutuhkan sekitar 150 ribu unit untuk mencapai target baru tersebut.
Agus pun mengakui industri otomotif Indonesia tahun ini sedang tidak baik-baik saja. Agus mengungkapkan hal ini terjadi akibat sejumlah faktor, salah satunya daya beli masyarakat yang melemah.
"Ada yang mengatakan karena masalah politik, menunggu pilpres, saya kira itu tidak menjadi penyebab utama. Penyebab utamanya menurut saya adalah kelesuan pasar, artinya data beli melemah," katanya.
Soal perubahan revisi target penjualan yang dilakukan Gaikindo, Agus mengatakan bahwa hal tersebut dapat dipahami. Tapi, ini juga memberikan dampak besar, terutama pada perekonomian Indonesia yang alami kerugian besar.
"Ekosistem yang ada di dalam backward dan forward linkage industri otomotif itu sangat besar. Sebut saja keterlibatan banyak IKM (industri kecil menengah). supply chain banyak sekali melibatkan IKM kita," ujarnya.
"Menunjukkan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dari produk-produk otomotif yang ada di Indonesia rata-rata sekitar 70 persen, artinya supply chain-nya sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri," lanjut Menperin.
Seperti diketahui, industri otomotif menampung lebih dari 1,5 juta pekerja yang dikhawatirkan bakal kehilangan pekerjaannya apabila kondisi tak kunjung membaik.
(Ferdi Rantung)