Wahyu Dwi Anggoro
IDXChannel - Sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan gambaran tentang kehancuran ekonomi Palestina setelah satu bulan perang dan blokade Israel terhadap Gaza.
Dilansir dari AP pada Jumat (10/11/2023), produk domestik bruto (PDB) menyusut 4% di Tepi Barat dan Gaza pada bulan pertama perang, menyebabkan lebih dari 400.000 orang jatuh miskin.
Militan Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober. Sebagai balasan, pasukan Israel membombardir Gaza yang berada di bawah kekuasaaan Hamas.
Lebih dari dua pertiga penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa telah terusir dari rumah mereka. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa 10.818 warga Palestina, termasuk lebih dari 4.400 anak-anak, telah terbunuh sejauh ini.
Evaluasi awal konsekuensi ekonomi perang Gaza dilakukan Program Pembangunan PBB dan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat. Laporannya menunjukkan dampak buruk dari konflik tersebut, terutama terhadap warga Palestina.
Jika perang berlanjut untuk bulan kedua, PBB memproyeksikan bahwa PDB Palestina, yang mencapai USD20,4 miliar sebelum perang dimulai, akan turun 8,4%.
Dan jika konflik berlangsung selama bulan ketiga, PDB Palestina akan turun sebesar 12% dan lebih dari 660.000 orang akan jatuh ke dalam kemiskinan.
"Kerugian ini sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya," Asisten Sekretaris Jenderal Program Pembangunan PBB Abdallah Al Dardari mengatakan.
Sebagai perbandingan, katanya, ekonomi Suriah hanya kehilangan 1% dari PDB per bulan saat puncak konflik di negara tersebut, dan Ukraina membutuhkan waktu satu setengah tahun pertempuran untuk kehilangan 30% dari PDB, rata-rata sekitar 1,6% per bulan.
"Ketika perang mencapai satu bulan, 61% lapangan kerja di Gaza, setara dengan 182.000 pekerjaan, diperkirakan telah hilang," kata laporan itu.
"Sekitar 24% pekerjaan di Tepi Barat juga telah hilang, setara dengan 208.000 pekerjaan," lanjut laporan itu.
