Di sisi lain, data tersebut menunjukkan struktur ekonomi Jepang mendapatkan dorongan yang besar dan kuat dari portofolio investasi dan investasi langsung di luar negeri. Alhasi dapat mengimbangi defisit neraca berjalan.
Secara detail, harga sumber energi seperti minyak dan batu bara mendorong nilai impor ke rekor tertingi, dengan naik 49% dari tahun ke tahun. Angka tersebut melebihi kenaikan 20% dalam nilai ekspor yang dipimpin oleh bahan bakar mineral dan baja.
Sebelumnya, transaksi neraca berjalan telah menurun selama empat tahun fiskal berturut-turut hingga Maret 2022. Dorongan terhadap nilai ekspor yang tak sebesar impor dipengaruhi peralihan pada produksi ekspor. Di sisi lain, melemahnya yen telah melambungkan biaya impor.
(FRI/Nur Pahdilah)