Kelebihan tes ini dibanding dengan tes RT-PCR adalah hasil yang didapat bisa lebih cepat, tidak lebih dari 24 jam dan tidak perlu menunggu banyak sampel baru diproses di laboratorium.
"Bisa dilakukan hanya dalam hitungan tidak sampai 2 jam. Tidak perlu menunggu sampel, kalau RT-PCR kan kita mengunggu sampel cukup banyak dulu. Ini kita tidak perlu melakukan itu. Satu dua sampe bisa segera kita lakukan, tes dijalankan tanpa harus fulling dulu. Ini yang membuat tesnya jauh lebih cepat," tuturnya.
Tes kesehatan Covid-19 ini merupakan 100 persen hasil karya anak bangsa yang dikembangkan di Stem Cell & Cancer Institute yang merupakan unit research yang ada di Kalbe Farma. "Diharapkan dengan tes inovatif ini bisa membantu mempercepat dan memperluas kebutuhan skrining, identifikasi, maupun kontak trashing," katanya.
Tes Covid-19 berbasis saliva ini, kata Djohan juga sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah bisa digunakan per hari ini, Jumat, 19 Maret. "Kita akan kerja sama dengan laboratorium lain. Kita akan suplai. Kita beri pelatihan untuk lab yang berminat. Harapan kami tes ini tersedia cukup luas," ujar dia. (TIA)