IDXChannel - Kebijakan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) yang telah menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax rupanya masih memantik polemik di sebagian kalangan masyarakat. Dari kalangan mahasiswa, misalnya, bahkan beredar kabar bakal menggelar demo penolakan kenaikan BBM, pada Senin (11/4/2022) mendatang.
Merespon rencana tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menilai bahwa agenda demonstrasi yang tengah disiapkan kalangan mahasiswa tersebut tidak berdasar. Justru, Piter menilai bahwa kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga jual Pertamax sudah tepat untuk dilakukan.
"Mahasiswa Menurut Saya tidak memahami permasalahannya. Pemerintah tidak bisa disalahkan atas terjadinya kenaikan harga (Pertamax). Kalau (kenaikan) ini dipermasalahkan, apakah itu artinya mereka ingin mensubsidi orang kaya di Indonesia? ujar Piter, kepada media, Sabtu (9/4/2022).
Menurut Piter, ketidakpahaman mahasiswa tersebut salah satunya terlihat dari statement bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Statement tersebut dalam pandangan Piter tidak lebih dari klaim sepihak yang tidak didukung dengan data, indikator dan argumentasi dan yang kuat.
"Indikator apa yang jadi ukuran untuk klaim tidak baik-baik saja itu? Kalau indikatornya soal kenaikan harga, semua negara juga mengalami hal yang sama. Lalu siapa yang dianggap bertanggung jawab atas kondisi tidak baik-baik saja itu? Pemerintah? Padahal kita tahu background alasan harga (Pertamax) naik itu karena menyesuaikan harga dunia. Artinya faktor eksternal. Lalu mereka mau salahkan siapa? ungkap Piter.