IDXChannel - Kerugian ekonomi Lebanon, Mesir, dan Yordania akibat perang Hamas-Israel di Gaza dapat mencapai setidaknya USD10 miliar atau sekitar Rp150 triliun di 2023.
Menurut sebuah studi yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 230.000 orang di ketiga negara Arab tersebut jatuh ke dalam kemiskinan akibat gejolak di Gaza.
Perang antara Palestina dan Israel terjadi ketika ketiga negara Arab tersebut menghadapi tekanan fiskal, pertumbuhan yang lambat, dan pengangguran yang tinggi. Krisis di kawasan telah menghalangi investasi serta memukul konsumsi dan perdagangan. Lebanon berada dalam krisis ekonomi yang mendalam.
Studi yang dirilis oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) mengatakan kerugian ekonomi Lebanon, Mesir dan Yordania dapat semakin parah jika perang Gaza meluas atau menjadi berkepanjangan. Angkanya bisa naik menjadi dua kali lipat jika konflik berlangsung hingga enam bulan.
"Ini adalah dampak yang sangat besar," ujar Abdallah Al Dardari, asisten sekretaris jenderal PBB dan Direktur Biro Regional untuk Negara-negara Arab (RBAS) UNDP yang memimpin penelitian ini kepada Reuters, Kamis (14/12/2023).
"Krisis ini merupakan sebuah bom dalam situasi regional yang sudah rapuh," katanya.
Perang pecah setelah kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Sebagai balasan, militer Israel membombardir warga Palestina di Gaza.
Serangan Hamas menewaskan 1,200 warga Israel, sementara bombardir Israel menewaskan lebih dari 18 ribu warga Palestina di Gaza.
"Suriah membutuhkan waktu lima tahun pertempuran untuk mencapai tingkat kehancuran yang sama dengan yang dicapai Gaza dalam satu bulan," kata Dardari, eks menteri urusan ekonomi di pemerintahan Suriah.