Bus listrik ini memiliki sederet keunggulan, di antaranya bisa menempuh jarak tempuh 160 km sekali pengisian. Selain itu, dapat melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam dengan lama pengisian daya 1,5 jam.
Untuk perbandingan bahan bakar, E-Inobus menghabiskan Rp1.171 per kilometer (km). Sedangkan bus diesel menghabiskan Rp2.790/km. Dari segi perbandingan pemeliharaan dengan ukuran 250 km/hari, E-Inobus menghabiskan Rp3,4 juta, dan Bus diesel 6,7 juta.
Dengan demikian dari segi pemeliharaan E-Inobus lebih efisien 49% dibandingkan bus diesel. Dan dari segi bahan bakar lebih efisien sebesar 58%.
Bus ini bisa di-charge hingga penuh dan bisa digunakan 1,5 jam dengan jarak tempuh 160 km. Namun, tempat duduknya hanya 19 seat.
Khofifah meyakini, bus ini dapat meredam dan mengurangi emisi karbon yang banyak didominasi oleh Bahan Bakar Minyak (BBM). Ditambah lagi bahannya dari stainless steel.