IDXChannel - Vice, yang sempat memikat raksasa seperti Disney dan Fox untuk berinvestasi, dikabarkan sedang bersiap untuk mengajukan kebangkrutan.
Diberitakan The New York Times, Senin (1/5/2023) pengajuan kebangkrutan akan dilakukan dalam beberapa pekan mendatang.
Perusahaan juga dikabarkan tengah mencari pembeli untuk menghindari pernyataan kebangkrutan. Lebih dari lima perusahaan telah menyatakan minat untuk mengakuisisi media asal Montreal, Kanada tersebut. Namun, dikatakan peluang itu semakin tipis.
Pengajuan kebangkrutan akan menjadi jejak suram bagi kisah penuh gejolak Vice, penyusup media baru yang berusaha menggantikan pendirian media sebelum membujuknya untuk menginvestasikan ratusan juta dolar.
Per Juni 2021, Vice Media Group mencakup lima area bisnis utama, di antaranya Vice.com (konten digital), Vice Studios (produksi film dan TV), Vice TV (juga dikenal sebagai Viceland); Vice News, dan Virtue yakni agensi yang menawarkan layanan kreatif.
Vice terkenal dengan branding perusahaan media pemuda independen terbesar di dunia, dengan 35 kantor perwakilan di seluruh dunia.
Pada Agustus 2014, A&E Networks, grup televisi yang dimiliki bersama oleh The Walt Disney Company dan Hearst Corporation, berinvestasi senilai USD250 juta di Vice Media untuk kepemilikan 10% saham. Pada November-Desember 2015, Disney juga melakukan dua investasi tambahan sebesar USD200 juta dengan total USD400 juta.
Pada Juni 2017, Vice mendapatkan investasi USD450 juta dari perusahaan ekuitas swasta TPG Capital untuk meningkatkan program dan ekspansi internasional.
Sebagai hasil dari kesepakatan tersebut, valuasi Vice Media sempat bernilai USD5,7 miliar. Pada September 2018, Disney menurunkan investasinya di Vice sebesar USD157 juta. Disney mengakuisisi saham Fox di Vice ketika akuisisi 21st Century Fox selesai pada Maret 2019. Hasilnya, Disney memiliki gabungan 26% saham di Vice Media, melalui Fox dan A+E.
Jika terjadi kebangkrutan, pemegang utang terbesar Vice, Fortress Investment Group, bisa jadi yang akan mengendalikan perusahaan. Vice akan terus beroperasi secara normal dan menjalankan lelang untuk menjual perusahaan selama periode 45 hari ke depan dengan Fortress di posisi terdepan sebagai pengakuisisi yang paling mungkin.
Tidak seperti investor Vice lainnya, termasuk Disney dan Fox, Fortress sebagai pemegang utang senior, yang berarti akan dibayar terlebih dahulu jika terjadi penjualan. Disney yang juga telah berinvestasi malah dikabarkan tidak mendapatkan pengembalian.
“Vice Media Group telah terlibat dalam evaluasi menyeluruh atas alternatif dan perencanaan strategis. Perusahaan, dewan direksi, dan pemangku kepentingan terus fokus untuk menemukan jalur terbaik bagi perusahaan,” kata Vice dalam sebuah pernyataan pada Senin (1/5/2023).
Vice memulai eksistensinya sebagai media majalah punk di Montreal selama lebih dari dua dekade lalu.
Selama bertahun-tahun, Vice berkembang menjadi perusahaan media global dengan studio film, biro iklan, bahkan hingga program di HBO.
Vice akhirnya menyerah pada pasar bearish untuk perusahaan media digital di tahun ini. Perusahaan telah mencoba selama bertahun-tahun untuk menghasilkan keuntungan tetapi secara konsisten gagal melakukannya, kehilangan uang dan berulang kali merumahkan karyawan.
Pekan lalu, Vice mengatakan kepada karyawan bahwa mereka akan menutup Vice World News, sebuah inisiatif pelaporan global yang mencakup isu konflik dunia dan pelanggaran hak asasi manusia.
Penutupan operasi berita dunia merupakan pukulan bagi industri media yang kian sulit bertahan di era ketidakpastian global seperti saat ini.
Sambil mencari pembeli dalam beberapa bulan terakhir, Vice telah menangani pergantian jajaran kepemimpinannya.
Nancy Dubuc, mantan kepala eksekutif perusahaan, keluar tahun ini setelah hampir lima tahun bekerja di perusahaan. Jesse Angelo, presiden global untuk berita dan hiburan perusahaan, juga keluar dari perusahaan. (ADF)