IDXChannel - Serangan terhadap kapal di Laut Merah menghambat pengiriman kargo dan mengerek biaya pengiriman, namun lemahnya permintaan dan melimpahnya ketersediaan kapal membuat dampak krisis tersebut terhadap inflasi tidak besar.
"Pengalihan diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap inflasi karena tidak terkait permintaan," kata Daniel Harlid, analis sektor transportasi di Moody's Investor Service, dilansir dari Reuters pada Jumat (23/2/2024).
Kelompok Houthi asal Yaman telah melancarkan serangan terhadap kapal di Laut Merah sejak akhir 2023. Aksi tersebut adalah bentuk solidaritas kepada perjuangan Palestina.
Alhasil, banyak kapal beralih dari Laut Merah ke rute yang lebih panjang dan mahal. Laut Merah merupakan jalur perdagangan strategis antara Asia dan Barat.
Pengalihan dari Laut Merah ke Tanjung Harapan di Afrika memerlukan 6% hingga 10% lebih banyak kapal, karena waktu berlayar yang lebih lama memperlambat kembalinya kapal ke titik asal, sehingga menyebabkan tarif spot on-demand di beberapa rute naik lebih dari 100%.
Sejumlah pengamat memperkirakaan tarif pengiriman akan berangsur normal di masa mendatang karena jumlah ketersediaan kapal cukup tinggi. Sebelum krisis Laut Merah pecah, perusahaan pelayaran kesulitan untuk mengisi kapal yang ada.
Ketersediaan kapal juga diperkirakaan akan makin tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Menurut firma data maritim Clarksons Research, total kapasitas industri pelayaran peti kemas akan meningkat sebesar 7% hingga 8% pada 2023 dan 2024. (WHY)