KTT ASEAN-AS, Jokowi Ungkap Keresahan Dampak Perang Rusia-Ukraina

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menghadiri pertemuan pertama KTT ASEAN-AS di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Dalam pidatonya di hadapan para anggota Kongres AS, Jokowi mengungkap keresahan dunia atas perang Rusia-Ukraina.
Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang membeberkan rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-AS di Washington DC. KTT ini merupakan KTT ASEAN pertama yang dilakukan secara fisik pada masa pandemi COVID-19.
"Pada hari ini, Presiden Jokowi bersama para pemimpin ASEAN telah melakukan serangkaian kegiatan. Yang pertama adalah working lunch dengan kongres di Capitol Hill, yang kedua menghadiri ASEAN-US Business Leaders Meeting, dan yang ketiga melakukan jamuan makan malam dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih," ujar Retno dalam keterangan pers virtual di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Dalam agenda pertama, yakni pertemuan kongres, yang menjadi tuan rumah adalah speaker kongres yaitu Nancy Pelosi, yang dihadiri oleh pimpinan House maupun Senate, terutama dari komite luar negeri. Jokowi diberikan kesempatan untuk berbicara pertama dan memperkenalkan para pemimpin ASEAN kepada kongres.
"Bersama dengan speaker Pelosi, Presiden Jokowi memimpin jalannya pertemuan. Pertemuan berlangsung dengan sangat baik, terbuka, dan sangat cair. Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa perang di Ukraina telah menciptakan dampak kemanusiaan yang besar dan dampak ekonomi yang luar biasa," ungkap Retno.
Sambung dia mengatakan, Jokowi menekankan bahwa perang ini terjadi karena hukum internasional tidak dihormati secara konsisten, multilateralisme ditinggalkan, dan aksi unilateralisme dikedepankan. Dia juga mengkhawatirkan, bahwa apa yang terjadi di Ukraina dapat terjadi di kawasan lain, termasuk Indo-Pasifik.
"Bapak Presiden menekankan bahwa selama lebih dari 5 dekade, kawasan Asia Tenggara menikmati perdamaian dan stabilitas. Ini karena negara-negara ASEAN bekerja keras membangun arsitektur kawasan yang mengedepankan paradigma win-win, bukan zero-sum, dan mengedepankan budaya dialog, bukan persaingan, mengedepankan kerjasama inklusif, bukan pembendungan (containment), dan hukum internasional serta nilai-nilai multilateral menjadi panglima, bukan kekuatan militer dan aksi unilateral," jelas Retno.
Dengan prinsip-prinsip tersebut, Jokowi menyampaikan bahwa kawasan ASEAN mampu mengikis trust deficit, dan mempertebal strategic trust di kawasan. Mengenai Indo-Pasifik, Jokowi mengatakan bahwa ASEAN telah memiliki ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Tujuannya adalah satu, memastikan keberlangsungan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
"Presiden menekankan tidak ingin melihat Indo-Pasifik menjadi ajang rivalitas atau proyeksi kekuatan, karena jika terjadi konflik, maka semua negara di Indo-Pasifik dan dunia akan dirugikan. Bapak Presiden juga mengajak AS untuk menjadi bagian dan jangkar perdamaian serta stabilitas di Indo-Pasifik," tambahnya.
Dia menyebutkan bahwa Jokowi juga menekankan pentingnya perdamaian, stabilitas, dan kerja sama inklusif yang saling menguntungkan di Indo-Pasifik. (TYO)