sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kurangi Impor BBM, Bahan Bakar Biodiesel B50 Mulai Diuji Coba

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
18/08/2024 23:58 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan soft launching Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan.
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan soft launching Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan. (Foto: Dok. Kementan)
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan soft launching Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan. (Foto: Dok. Kementan)

IDXChannel - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan soft launching Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan. Kehadiran bahan bakar nabati atau biofuel ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan BBM fosil dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ke depan kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan, Angka Sementara Tahun 2023 kelapa sawit memiliki lahan 16,8 Juta hektare dengan  produksi sebesar 46,9 juta ton. 

"Indonesia menjadi lumbung pangan dan mandiri energi. Dua ini kekuatan bisa menggetarkan dunia," ujarnya, Minggu (18/8/2024).

Program biodiesel B50 bersama bioetanol E10 merupakan program prioritas energi nasional. Dia berharap penggunaan ke depan terus mengalami meningkat, sehingga dapat menekan impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).

"Kita soft launching hari ini, B50 ini sangat penting, sangat strategis. Ini bisa dijadikan politik ekonomi untuk dunia. Saya ulangi, ini kekuatan kita. Yang menjadi krisis dunia sekarang adalah pangan dan energi. Itu solusinya ada di Indonesia," ujarnya.

Mentan mengatakan, pemerintah telah memulai inisiasi pemanfaatan minyak sawit pada program biodiesel sejak 2019 di mana terdapat prototipe pengembangan biodiesel yang terbuat dari 100 persen minyak kelapa sawit (B100). Dia yakin prototipe dan uji-uji biodiesel serupa telah banyak dijalankan oleh Kementerian/Lembaga (K/L) teknis dan industri biodiesel walaupun masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri.

Dia menambahkan saat ini kekuatan pangan ada di Indonesia dan biodiesel ada di Indonesia. Oleh karena itu, dia mengingatkan agar potensi ini dikelola dengan baik karena Indonesia menguasai 58 persen CPO dunia. 

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement