"Kami juga membukukan laba joint
venture atas proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri yang berasal dari entitas anak kami, LMA sebagai kontraktor utama sekaligus menjadi lead of consortium sebesar Rp19,1 miliar pada kuartal kedua ini,” tambah Arif Iswahyudi.
Posisi keuangan kami juga mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan total asset sebesar 11,2% dari sebesar Rp7,02 triliun (31 Desember 2021) menjadi Rp7,81 triliun (30 Juni 2022), peningkatan total ekuitas sebesar 2,4% dari sebesar Rp2,97 triliun (31 Desember 2021) menjadi Rp3,05 triliun (30 Juni 2022) seiring dengan peningkatan laba bersih Perseroan.
"Untuk rasio likuiditas mengalami peningkatan seperti current ratio meningkat dari 1,18 menjadi 1,27, acid test ratio juga mengalami peningkatan dari 1,15 menjadi 1,23, sedangkan pada rasio profitabilitas yaitu ratio ROA naik 10,1% dari 2,09% (1H21) menjadi 2,30% (1H22) dan ROE juga meningkat 19,6% dari 4,93% (1H21)
menjadi 5,89% (1H22)”, lanjut Arif.
Adapun perolehan kontrak baru yang didapat selama semester pertama 2022 sebesar Rp2,7 triliun atau telah mencapai 47% dari target 2022 sebesar Rp5,9 triliun.
"Dari sisi kinerja, peningkatan kinerja maupun perolehan kontrak baru pada segmen usaha jasa pertambangan, kami harapkan dapat terus meningkat pada triwulan berikutnya dan menjadi sumber recurring income yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan," papar dia.