IDXChannel - Setelah banyak disorot lantaran tak kunjung membayarkan kompensasi selisih harga keekonomian minyak dunia dengan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Pertamina, pemerintah dilaporkan telah melakukan sejumlah pembayaran secara bertahap.
Meski dilakukan bertahap dan belum sampai lunas, langkah pembayaran tersebut diapresiasi lantaran dianggap cukup membantu memperkuat keuangan Pertamina yang saat ini cukup tertekan di tengah penugasannya dalam mendistribusikan BBM ke masyarakat.
"Memang kita harus akui (kondisi) ini belum ideal ya, karena belum sampai lunas. Masih ada (kompensasi) yang belum terbayar. Tapi apakah (langkah pembayaran ) ini bagus? Tentu saja (bagus), karena setidaknya ada dana masuk ke Pertamina, yang itu bisa membantu kondisi keuangan, agar bisa berputar kembali dengan lebih baik. (Jadi) Patut diapresiasi,"ujar Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro. Komaidi Notonegoro, kepada media, Rabu (8/6/2022).
Diakuinya, tunggakan utang pemerintah atas Pertamina sejauh ini sangat besar, yang terbagi dalam dana subsidi dan dana kompensasi. Secara ideal, memang pemerintah dapat segera melunasi tunggakan tersebut agar kinerja keuangan Pertamina bisa kembali sehat, sehingga dapat lebih kuat dalam mengantisipasi terus melambungnya harga minyak dunia.
"Namun kita juga harus tahu dan memahami bahwa (soal pembayaran) itu juga bukan perkara mudah. Di lain pihak Pertamina juga tidak bisa nih menunggu terlalu lama karena bakal semakin 'babak belur' mengalami lonjakan harga minyak dunia. Sehingga pembayaran ini, meski belum sampai lunas, pasti sangat berarti bagi Pertamina agar cashflow mereka bisa gerak lagi. Ada ruang yang cukup mereka untuk bertahan, berinovasi, menata strategi di tengah harga dunia yang terus tinggi," ungkap Komaidi.