Langkah itu, kata dia, hanya akan menjadikan pekerja industri, petani, peternak, hingga perkebunan sebagai objek pembangunan saja. Padahal, kelompok tersebut seharusnya menjadi subjek dalam rantai pasok pangan. Ia pun mengungkapkan kekesalannya sebagai orang yang hidup di negara agraris tapi impor pangan terus.
Untuk mencapai itu kata Erick, diperlukan kesamaan visi dan misi antar BUMN dan Kementerian BUMN selaku pemegang saham.
"Program kerja, ketika kita coba mengkonsolidasikan bahwa semua BUMN punya visi yang sama, tidak mudah. Karena kita tahu masing-masing BUMN sesuai dengan petanya, ada yang sangat korporasi dan juga yang sangat dengan pelayanan publik," ujar Erick, Senin (29/11/2021).
(RAMA)