Alphonsus membaca bahwa tekanan yang berat justru dialami para pengelola pusat perbelanjaan yang telah terpuruk pada masa sebelum pandemi. Sehingga, tantangan mereka jauh lebih besar saat ini.
"Kemampuan pusat perbelanjaan tidak sama satu dengan yang lain. Demikian juga bagi pusat perbelanjaan yang sebelum pandemi memiliki kinerja kurang maksimal, maka akan mengalami tekanan yang lebih berat untuk bertahan selama pandemi," pungkasnya.
Namun, Alphonsus meyakini prospek usaha pusat perbelanjaan bakal meningkat sejalan dengan kembali aktifnya masyarakat bepergian ke luar, melakukan aktivitas belanja dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
"Prospek usaha pusat perbelanjaan ke depan masih sangat baik mengingat pusat perbelanjaan adalah salah satu fasilitas masyarakat untuk memenuhi keperluan dasar dan kebutuhan hidup masyarakat. Sektor usaha ritel adalah termasuk dalam sektor konsumsi masyarakat yang masih mendominasi perekonomian Indonesia," tegasnya.
Sebelumnya, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mencermati penjualan mal umumnya dilakukan pengusaha dalam rangka asset recycling.